Assalamu'alaikum...
Lanjut lagi nulis artikelnya ach mumpung lagi liburan...
hehe
Sekarang saya mau membahas sedikit tentang Gedung Perjanjian linggarjati.
Linggarjati adalah kota kecil di kaki Gunung Ciremai. Sebuah rumah di sini pernah
menjadi tempat berlangsungan perundingan yang menghasilkan Perjanjian
Linggarjati antara Indonesia-Belanda (11-12 November 1946). Sekarang
dikenal sebagai Gedung Perundingan Linggarjati.
Gedung atau Museum Linggarjati sebutannya adalah salah
satu saksi sejarah tentang Indonesia yang mencintai kemerdekaan, dan
melalui sosok Bung Sjahrir serta kegigihan diplomasinya juga adalah
Indonesia yang mencintai damai.
Sekilas sosok Bung Sjahrir bisa kita lihat dalam ungkapan R.Z. Leirissa (Syahrir the real/genuine diplomat), 'His idea of achieving sovereignty by peaceful means constituted a praiseworthy moral approach.
Pemandangan di gedung ini tidak kalah dengan pemandangan yang lain loh... Coba liat foto disamping ini ==>
Cantik kan??? (Pede Jreng deh aku :P)
Saya sebagai Warga Negara Indonesia sangat-sangat mengaggumi keindahan Taman di Gedung ini, selain memiliki sejarah yang luar biasa akan perjuangan para Pahlawan kita, gedung ini pun memiliki taman yang tertata dan enak dipandang.
Pokoknya ga nyesel deh main ketempat ini. Apalagi ditemani sang kekasih pujaan hati (Preeettt... :P).
Next, banyak orang yang berkunjung ketempat ini. Selain melihat-lihat isi gedung, mereka pun menyempatkan diri untuk berfoto-foto di tamannya.
Sampai-sampai untuk foto dibawah ini pun nunggu setengah jam (Nunggu orang lain selesai foto-foto... -_-" ). Lumayan bete nunggunya tapi ga papa lah yang penting akhirnya bisa foto-foto juga. Hehe (Kamseupay banget ya gue???)
Next, balik lagi ke sejarah Gedung ini.
Ruang Perundingan Linggarjati meski dengan perabot replika
toh cukup membantu pengunjung mendapatkan gambaran suasana ketika itu.
Deretan kursi di sebelah kiri ditempati delegasi pihak Indonesia,
dipimpin Sutan Sjahrir perdana menteri pertama Indonesia. Pihak Belanda
menempati deretan kursi di sebelah kanan. Bertindak sebagai mediator
adalah diplomat Inggris Lord Killearn, utusan khusus Inggris untuk Asia
Tenggara, berkedudukan di Singapura.
Selama perundingan berlangsung, Lord Killearn dan beberapa
delegasi Belanda seperti Schermerhorn, Ivo Samkalden, P. Sanders
menginap di Linggarjati. Kamar-kamar yang ditempati tokoh-tokoh
perundingan dilabeli dengan baik di museum. Letnan Gubernur Jenderal van
Mook dan anggota delegasi lainnya lagi menginap di Kapal Perang
Banckert. Sedangkan delegasi Indonesia menginap di rumah Bung Sjahrir di
Linggasana, desa tetangga Linggarjati, berjarak sekitar 20-25 menit
jalan dari museum.
Sejumlah foto-foto dokumentasi seputar perundingan
menghiasi dinding Ruang Perundingan Linggarjati. Antara lain foto
wartawan mancanegara mengetik naskah berita di pagar tangga kediaman
Bung Sjahrir di Linggasana. Menurut keterangan pemandu foto-foto
diperoleh dari Kedutaan Belanda.
Foto ketua delegasi
Indonesia Bung Sjahrir dan ketua delegasi Belanda W. Schermerhorn
memaraf Naskah Perjanjian Linggarjati di ruang tamu kediaman resmi Bung
Sjahrir, Pegangsaan Timur No. 56. Pemarafan naskah dalam bahasa Belanda
tersebut berlangsung pada tanggal 15 November 1946, sementara naskah
dalam bahasa Indonesia dan Inggris diparaf pada 18 November di Istana
Negara, Jakarta. Secara resmi Perjanjian Linggarjati ditandatangani di
Istana Negara (25 Maret 1947).
Bung Sjahrir usai
penandatanganan Perjanjian Linggarjati memberikan sambutan, 'Dunia penuh
dengan pertentangan, penuh dengan bahaya perjuangan, dunia gelap. Di
Indonesia kita menyalakan obor kecil, obor kemanusiaan, obor akal yang
sehat yang hendak menghilangkan suasana gelap, suasana pertentangan yang
menjadi akibat serta mengakibatkan pula perkosaan dan pembinasaan,
suasana sesak serta gelap. Marilah kita pelihara obor ini, supaya dapat
menyala terus serta menjadi lebih terang. Mudah-mudahan ia akan merupaka
permulaan terang di seluruh dunia.'
Jika India memiliki Mahatma Gandhi, maka sesungguhnya kita
memiliki Bung Sjahrir dan Linggarjati sebagai bagian dari sejarah yang
berusaha menempuh jalan ahimsa untuk mencapai kemerdekaan.
GEDUNG PERUNDINGAN LINGGARJATI
Jl. Gedung Perundingan Linggarjati
Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan
(23 km selatan Cirebon)
Jl. Gedung Perundingan Linggarjati
Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan
(23 km selatan Cirebon)
Jam Kunjungan
Senin-Jumat 07.00-15.00
Sabtu-Minggu 08.00-17.00
Senin-Jumat 07.00-15.00
Sabtu-Minggu 08.00-17.00
Tiket
Donasi
Donasi
Transportasi Umum
Dari terminal bis Cirebon naik kendaraan umum jurusan Kuningan (Rp 8.000). Turun di Cilimus, dilanjutkan angkutan desa Cilimus-Linggajati Rp 3.000
Dari terminal bis Cirebon naik kendaraan umum jurusan Kuningan (Rp 8.000). Turun di Cilimus, dilanjutkan angkutan desa Cilimus-Linggajati Rp 3.000